Loris Baz, melakoni debut pertamanya pada tahun 2015 silam, bersama Forward Racing. Sebelumnya, ia menghabiskan tiga musim sebagai pembalap Kawasaki di World Superbike. Pada tahun 2016 ia kemudian bergabung dengan Avintia Racing. Sayangnya, ia harus kehilangan kursi tersebut di musim 2018, setelah tim lebih memilih merekrut Tito Rabat dan Xavier Simeon.
Kendati demikian, Loris Baz mengaku bangga dengan prestasinya itu. Karena menurutnya, jarang ada pembalap yang bertubug tinggi bisa bertahan lama di MotoGP. Lorias Baz senang bisa membungkam pihak yang meragukan para pembalap berpostur tinggi.
“Hal yang paling saya banggakan adalah membuktikan bisa balapan MotoGP dan saya memiliki level untuk berada di sini. Tiga tahun lalu, semua orang berkata saya tidak akan pernah sukses, bahwa saya tidak akan menyelesaikan musim pertama, karena saya terlalu tinggi," ujarnya seperti dilansir dari motorsport.
Baz menambahkan jika dirinya berhasil membuktikan bahwa pembalap tinggi bisa berkendara di MotoGP tanpa memodifikasi motor. Menurutnya, Pembalap tinggi juga bisa melaju kencang, serta mencetak hasil bagus dengan lolos Q2, dan bisa finis 10 dan lima besar.
Musim 2017, Loris Baz finish di peringkat ke-18. Pembalap asal Prancis ini juga mengaku menyesal tak mendapat kesempatan mengendarai motor top di MotoGP, sebuah fakta pahit mengingat Avintia ditawari dua GP17 oleh Ducati jika mampu mempertahankan Baz.
“Kami bisa mengatakan saya pantas mendapatkan motor bagus tahun depan, karena Ducati menawarkan Avintia dua GP17 jika saya bertahan. Itu penyesalan terbesar saya, tidak bisa menjalani musim ini dengan motor bagus, untuk melihat apa yang sebenarnya bisa saya lakukan.” keluhnya.
- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom