x

3 Kisah Pemanah yang Sumbang Emas Perdana di SEA Games

Senin, 21 Agustus 2017 18:53 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
Trio panahan penyumbang emas perdana SEA Games 2017.

Cabang olahraga panahan selalu menjadi andalan Merah Putih di ajang pesta olahraga internasional. Dirunut dari sejarahnya, cabor ini menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia di ajang olimpiade.

Lewat perjuangan trio srikandi Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, medali perak sukses dipersembahkan di ajang Olimpiade Seoul 1988.

Baca Juga
Imam Nahrawi selfie bersama atlet panahan.

Di ajang SEA Games kali ini pun, cabor panahan menyumbang medali emas perdana dari Sri Ranti. Dua medali emas berikutnya pun juga disumbangkan oleh atlet cabor yang sama, yakni Prima Wisnu Wardhana dan Diananda Choirunisa.

Berikut INDOSPORT telah rangkum petikan profil trio pemanah yang sumbangkan emas di ajang pesta olahraga se-Asia Tenggara ini.


1. Sri Ranti

Sri Ranti, pemenang medali emas di cabor panahan.

Sri Ranti memenangkan medali emas pertama untuk Indonesia pada Rabu (16/08/17) lalu lewat panahan nomor compound individu putri. Kala itu, ia mengalahkan pemanah putri asal Vietnam, Chau Kieu Oanh, dengan skor 144-142.

Sejak nomor compound perorangan ini dipertandingkan pada 2005, Indonesia belum pernah tampil jadi juara. Sri Ranti jadi atlet panahan pertama yang mematahkan kutukan absen medali di nomor ini.

Sti Ranti berhasil meraih medali emas pertama di SEA Games.

Sri Ranti lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 10 Desember 1989. Ia mempersembahkan medali emas ini untuk sang buah hati tercinta yang kini sedang dititipkan ke ibunda. Ya, Sri Ranti adalah ibu muda. Ia menikahi atlet panjat tebing, Rahmad Gunawan, dan memiliki putri cantik bernama Aisyana Ratipah.

"Medali emas ini saya hadiahkan bagi HUT Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia serta untuk Aisyana yang sudah sebulan terakhir saya titipkan ke ibu," kata Sri Ranti dalam keterangannya dikutip dari Antara.

Mama muda itu kemudian mengatakan bahwa apa yang ia sabet pada SEA Games ini bakal dijadikan pelecut dan motivasi untuk lebih baik lagi di event besar lainnya, Asian Games 2018.

Sri Ranti pemenang medali emas di cabor panahan.

Usai mengamankan medali emas perdana untuk Indonesia, Sri bertolak ke Taiwan untuk mengikuti ajang multi event yang lebih tinggi, yakni Universiade Asia. Ia berangkat bersama satu atlet panahan lainnya, Yoke Rizaldi Akbar, dan berharap mampu kembali menyumbang medali untuk Merah Putih.


2. Prima Wisnu Wardhana

Prima Wisnu.

Di hari yang sama usai Sri Ranti mempersembahkan medali emas perdana untuk Indonesia, langkah manis ini diikuti oleh Prima Wisnu Wardhana. Keduanya sukses mengawinkan emas di panahan nomor compound individu putra dan putri.

Dalam laga yang berlangsung di National Sports Complex tersebut, Prima sukses mengalahkan wakil tuan rumah, Mohd Juwaidi Mazuki, dengan skor tipis, 145-144.

Laga ini bagaikan pertarungan Daud vs Goliath, mengingat Prima tercatat memiliki peringkat 267 di World Archery, sementara sang rival bercokol di posisi 43 dunia. Prima mengaku, Indonesia sebetulnya tak memiliki target medali emas di nomor compound individu.

Wisnu Prima pemenang medali emas cabor panahan.

Prima adalah pemuda kelahiran Yogyakarta, 13 Oktober 1995. Ia adalah putra dari Muh. Putu Ariasa dan Nurhayani. Ia memulai karier memanahnya pada 2008 dan melakukan debut internasionalnya pada dua tahun silam. Berdasarkan kabar yang dilansir Solopos, sehari-hari, ia biasa mengasah skill memanahnya di Lapangan Mantrijeron.

Prima berencana menggunakan uang bonus dari medalinya untuk membangun rumah di Bantul dan membiayai pengobatan ibunya yang tengah sakit stroke.


3. Diananda Choirunisa

Diananda Choirunisa mempersembahkan dua medali panahan bersama Menpora Imam Nahrawi.

Atlet berparas manis ini mempersembahkan medali ketiga untuk Indonesia dari nomor recurve individu putri, Minggu (20/08/17). Pemanah 20 tahun ini merebut emas dari wakil Filipina, Nicole Marie Tagle, dalam pertarungan di Synthetic Turf Field, National Sports Council, Bukit Jalil, Malaysia.

Pada hari ini, Senin (21/08/17), Diananda bersama Titik Kusumawardani dan Linda Lestari menambah perolehan medali perak di nomor beregu putri recurve. Trio srikandi ini harus puas menjadi runner up setelah dikalahkan tim tuan rumah.

Dara kelahiran 16 Maret 1997 ini tercatat sebagai mahasiswa jurusan psikologi di Universitas Airlangga di Surabaya. Berdasarkan info yang dinukil dari Tribun, Diananda mulai belajar memanah sejak kelas dua SD atau usia tujuh tahun. Gadis asal Jawa Timur ini rupanya terinspirasi oleh sang ayah, Zaenudin, yang sering mendapatkan medali sebagai seorang atlet silat.

Di laman World Archery, Diananda tercatat memiliki peringkat 141 dunia. Kompetisi yang pertama kali ia ikuti adalah pada tahun 2006 di Blitar. Kompetisi tersebut menyimpan kisah menggelitik. Pasalnya, sang wasit salah memanggil nama pemenang, padahal Diananda sudah berada di atas podium.

Ajang SEA Games 2017 ini rupanya bukan kali pertama yang diikuti Diananda. Di SEA Games 2015, ia sudah mendapatkan medali emas sementara di ajang dua tahun setelahnya, ia hanya membawa pulang medali perak. 

SEA GamesPanahanSEA Games 2017Timnas Panahan Indonesia

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom