Jadi Sasaran Amuk Netizen, Menpora: Kami Tak Anggap Remeh Sanksi WADA
INDOSPORT.COM - Jadi sasaran amuk netizen di media sosial, Menpora Zainudin Amali akhirnya buka suara. Menurutnya, pemerintah tak menganggap remeh sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Sebagaimana diketahui, Indonesia tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih saat menjuarai Piala Thomas 2020 di Denmark.
Sanksi lainnya masih mengancam, misalnya Indonesia tak boleh menjadi tuan rumah kompetisi olahraga internasional, bahkan dipaksa absen di sejumlah turnamen.
Hal ini disebabkan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) yang berada di bawah Kemenpora, tidak cukup mengumpulkan sampel tes doping hingga batas deadline.
Fakta ini tentu saja mencoreng nama baik Indonesia di kancah olahraga, khususnya di cabor bulutangkis yang sedang menggelar turnamen besar, yakni Piala Thomas 2020.
Banyak kritik yang diterima Kemenpora di kolom komentar Instagram hingga Twitter, yang menyebutkan jika Menpora terkesan menganggap remeh ancaman sanksi WADA.
"Jangan ngarep jadi tuan rumah Olimpiade atau Piala Dunia, urusan kecil saja nggak bisa beres, kacau dunia olahraga ini," kritik dari legenda bulutangkis, Taufik Hidayat.
Namun, Menpora Zainudin Amali mengaku tak pernah menganggap remeh ancaman sanksi tersebut, dan kini tengah berjuang untuk meringankan sanksi yang didapat.
“Pemerintah tidak pernah menganggap remeh, tetapi awalnya memang informasi yang saya terima, LADI belum memenuhi test doping plan," ucap Menpora Zainudin Amali di Jakarta, Senin (18/10/21).
Pada kesempatan itu, Menpora secara khusus membentuk Tim Kerja Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA, dan Raja Sapta Oktohari ditunjuk untuk menjadi ketuanya.
1. Bakal Sambangi Komite Olimpiade Internasional (IOC)
Tim Kerja Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA ini bertugas untuk melakukan upaya akselerasi dan investigasi atas sanksi pada LADI, sehingga hukuman untuk Indonesia bisa lebih ringan atau justru dihapuskan.
"Menurut saya, banyak informasi yang bisa digali Tim Kerja Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA dari pertemuan tadi pagi, sehingga saya berharap masalah ini bisa terselesaikan dengan segera,” tuntasnya.
Lewat tim ini, Raja Sapta Oktohari akan berkunjung ke markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Swiss untuk meminta bantuan berkomunikasi dengan WADA, dan mencari jalan tengah untuk kedua pihak.