x

Begini Getirnya Nasib Atlet Afganistan yang Gagal ke Paralimpiade Tokyo

Rabu, 18 Agustus 2021 14:26 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
Atlet Afganistan untuk Paralimpiade Tokyo.

INDOSPORT.COM - Dua atlet Afganistan yakni Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli tengah dilanda kegundahan lantaran tidak bisa berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020.

Situasi kurang kondusif di negara mereka saat inilah yang membuat keduanya tidak dapat pergi ke Jepang. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Chef de Mission Komite Paralimpiade Afganistan yang berbasis di London, Arian Sadiqi.

Kepada Reuters, ia mengatakan bahwa Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli tidak bisa mengikuti Paralimpiade Tokyo, yang rencananya bakal mulai bergulir pada 24 Agustus mendatang.

“Sayangnya, akibat pergolakan saat ini yang terjadi di Afganistan, tim tidak dapat meninggalkan Kabul tepat waktu,” ucap Arian Sadiqi.

Baca Juga
Baca Juga

Seperti diketahui, belum lama ini dunia digegerkan dengan situasi memanas yang terjadi di ibu kota Afganistan, Kabul, usai diambil alih oleh pasukan Taliban.

Bahkan, huru-hara juga sempat terjadi di bandar udara di Kabul, di mana para warga berbondong-bondong ingin pergi dari negaranya.

Pasukan Amerika Serikat (AS) sendiri sudah mengambil alih bandar udara Kabul, tapi rentetan insiden mulai dari orang-orang yang mengejar pesawat, jatuh dari ketinggian saat pesawat lepas landas, sampai aksi penembakan, tidak dapat terelekkan.

Peristiwa ini pun tidak pelak sangat menarik perhatian masyarakat dunia, yang pastinya merasa simpati dan empati, serta turut miris dengan situasi yang tengah terjadi di Afganistan.

Baca Juga
Baca Juga

Bukan hanya soal insiden kemanusiaan, tragedi ini juga merenggut mimpi besar Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli untuk berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020. Padahal, keduanya dijadwalkan sampai di Jepang pada 17 Agustus kemarin.

Sementara itu, Arian Sadiqi sendiri sejatinya bakal berangkat terlebih dahulu pada Senin lalu, namun agendanya jadi berantakan usai situasi yang memanas di Kabul.

Menurut pengakuan Sadiqi, Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli pun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari penerbangan agar bisa berangkat ke Jepang.

Akan tetapi, harga tiket melambung sangat tinggi setelah para tentara Taliban mulai menguasai banyak kota di Afganistan. Kondisi pun jadi tidak memungkinkan bagi dua atlet Paralimpiade Tokyo tersebut. 


1. Kekecewaan yang Mendalam

Atlet Afghanistan untuk Paralimpiade Tokyo.

Bermimpi jadi wanita pertama yang berkompetisi di Paralimpiade untuk Afganistan, Zakia Khudadadi kemudian meminta bantuan kepada publik untuk membebaskannya dari Kabul. Ia mengaku terpenjara lantaran tidak bisa keluar.

Diwartakan Sky Sports, atlet para taekwondo tersebut mengaku tengah berada di tengah situasi yang sulit. Keluarga besarnya sudah dipusingkan mencari sesuap nasi untuk hidup, kini ditambah lagi ia tidak bisa berlaga di Paralimpiade Tokyo.

Rasanya ada beban berat yang berada di pundak Zakia Khudadadi, belum termasuk rasa kecewanya gagal mewakili Afganistan di pesta olahraga akbar tersebut.

“Saya sebagai perwakilan perempuan Afganistan, saya mohon bantuannya. Niat saya adalah berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo. Tolong bantu saya,” ujarnya dalam sebuah video yang ditayangkan Reuters.

Ia pun mendesak para perempuan di seluruh dunia, lembaga perlindungan perempuan, semua organisasi pemerintah, untuk tidak membiarkan hak-hak perempuan warga negara Afghanistan di Paralimpiade dirampas begitu saja.

“Fakta bahwa kami telah bangkit dan meraih begitu banyak pencapaian, semua itu tentu tidak bisa dianggap enteng. Saya telah melewati banyak penderitaan, saya tidak ingin perjuangan saya sia-sia tanpa hasil. Tolong saya,” ujarnya lagi.

Apa yang menimpa dua atlet Paralimpiade asal Afganistan ini tentu sebuah insiden kemanusiaan yang tidak seharusnya terjadi. Namun sungguh sayang, apa yang tengah terjadi sekarang telah merenggut mimpi mereka.

Seperti Zakia Khudadadi, Hossain Rasouli pun demikian. Atlet wakil para-atletik ini juga sangat bersemangat untuk tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.

Dalam sebuah artikel yang pernah dimuat di thekabultimes.gov.af, pemuda yang pernah jadi korban ledakan ranjau ini mengaku sangat bangga bisa mewakili Afganistan. Apalagi, ia adalah satu-satunya wakil di nomor lari 100m putra.

AfghanistanBerita OlahragaBerita SportParalimpiade Tokyo 2020

Berita Terkini

- xem bóng đá trực tuyến - 90phut - cakhia - mitom