UFC 285: Mengenal Jon Jones, dari Calon Pendeta hingga jadi GOAT MMA
INDOSPORT.COM – Siapa sangka Jon Jones petarung MMA yang akan melawan Ciryl Gane dalam perebutan gelar kelas berat di UFC 285 dulunya merupakan calon pendeta.
Pertarungan antara Jon Jones (26-1-0) vs Ciryl Gane (11-1-0) yang memperebutkan gelar juara kelas berat atau heavyweight yang kosong akan menjadi duel utama di UFC 285 pada Minggu (5/3/23).
Pertempuran ini akan menarik momen menarik, karena kembalinya Jon Jones yang sempat absen selama tiga tahun karena perselisihannya dengan Dana White serta akhirnya naik dari divisi light heavyweight ke kelas berat.
Jon Jones sendiri bukanlah petarung sembarangan, ia dianggap sebagai salah satu ‘dewa’ di UFC dan GOAT dalam dunia MMA karena prestasinya.
Sejak bergabung dengan UFC pada 2008 silam, ia berhasil menjadi juara termuda di organisasi MMA terbesar di dunia tersebut.
Sukses menyabet juara kelas light heavyweight dari Mauricio Rua lewat TKO di UFC 128, ia melanjutknannya dengan mencatatkan rekor tak terklahkan selama 14 laga beruntun.
Namun catatan prestasinya juga diwarnai dengan sejumlah kasus kontroversial seperti tersandung kasus doping hingga kekerasan.
Akan tetapi di balik kegarangannya di atas octagon, Jon Jones ternyata dulunya nyaris menjadi seorang pendeta seperti ayahnya.
Petarung berjuluk Bones itu lahir pada 19 Juli 1987 di Rochester, New York. Ayahnya, Arthur Jones merupakan seorang pendeta di kota kelahirannya.
Sebelum menjadi seorang jagoan di UFC dan GOAT MMA, Jon Jones ternyata sempat dipaksa untuk menjadi seorang pendeta seperti ayahnya.
1. Jon Jones Pilih Tak Ikuti Jejak Sang Ayah
Jon Jones sendiri memang mencintai dunia gulat sejak SMA, dan sempat menjadi juara nasional gulat di Amerika Serikat.
Namun mimpinya sempat terhalang restu karena sang ayah menolaknya dengan tegas keinginannya menjadi petarung, karena lebih menginginkan putranya mengikuti jejaknya sebagai seorang pendeta.
“Saya ingin dia berkhotbah. Saya coba mencegahnya menjadi seorang petarung, dan memintanya untuk menjadi pendeta,” ucap Arthur Jones, dilansir dari Sportskeeda.
Setelah akhirnya bisa menerima cita-cita putranya, sang ayah akhirnya percaya bahwa Jon Jones berkhotbah melalui pertarungannya.
Meski tak mengikuti jejak sang ayah, namun Jones tetap menjadi sosok yang taat dengan kepercayaannya. Dia beberapa kali mengutip ayat Alkitab di media sosialnya.
Tak hanya itu, Jon Jones juga memiliki tato bertuliskan Filipi 4:13 atau Filipi 4 ayat 13 di Alkitab yang berbunyi sebagai berikut:
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” bunyi ayat tersebut.
Tato itu dibuat untuk mengenang saudara perempuannya bernama Carmen yang meninggal pada tahun 2000 karena kanker otak, dan ayat tersebut favorit saudarinya.
Maka akan menarik untuk menyaksikan seorang petarung yang tak jadi mengikuti jejak sang ayah sebagai seorang pendeta.
Apalagi pertarungan antara Jon Jones vs Cyril Gane di UFC 285 menjadi momen comeback Bones usai absen selama tiga tahun.