Kayla Harrison, Aktivis Sekaligus Petarung MMA yang Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual
INDOSPORT.COM – Siapa sangka petarung wanita Mixed Martial Arts (MMA), Kayla Harrison juga merupakan seorang aktivitis dan pernah menjadi korban pelecehan seksual.
Nama Kayla Harrison memang tak asing di dunia MMA. Apalagi setelah wanita berusia 29 tahun itu menjadi juara di ajang tarung Professional Fighter League (FPL) 2019, membuat popularitasnya semakin melejit.
Ia telah menyukai dunia tarung sejak berusia 6 tahun. Petarung spesialisasi Judo tersebut juga pernah meraih medali emas untuk Amerika Serikat di Olimpiade 2012 dan 2016, dua medali emas di Pan American Games, serta satu emas dan dua perunggu di Kejuaraan Judo Dunia.
Setelah puas bergabung dengan timnas Amerika Serikat. Ia kemudian menandatangani kontrak bersama PFL dan menjalani debut MMA profesionalnya pada Juni 2018.
Namun siapa sangka sebelum dirinya sukses menjadi petarung MMA profesional, ia memiliki kisah pahit dalam hidupnya yakni menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelatihnya sendiri, Daniel Doyle.
Melansir dari laman Sporting News, kisah pahit itu mencuat setelah Kayla untuk pertama kalinya mengaku bahwa dirinya pernah dilecehkan oleh Daniel Doyle pada November 2011 lalu.
Rekan karib Ronda Rousey itu mengungkapkan bahwa Doyle melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya selama tiga tahun, dimulai ketika ia berusia 13 tahun. Sang pelaku pun akhirnya dihukum 10 tahun penjara pada tahun 2007 silam.
Kejadian tersebut sempat membuat Kayla depresi hingga dirinya pernah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Namun kecintaannya terhadap dunia MMA membuat ia akhirnya bangkit dan kembali melanjutkan hidup menjadi lebih baik.
“Saya ingin bunuh diri karena hidup saya saat itu sangat berantakan dan saya berada di titik terendah dalam hidup saya. Namun setelah itu saya bangkit setelah akhirnya bergabung dengan kursus gulat milik Jim Pedro Sr di Boston dan berhasil membuat saya menjadi sekarang ini,” kata Kayla Harrison.
Pengalaman hidupnya yang kelam pun menjadi motivasinya untuk menjadi seorang aktivis dan mendirikan sebuah badan amal bernama Fearless Foundation yang bertujuan memberikan edukasi terkait bagaimana cara melindungi diri dari orang asing, menghadapi perundungan dan berbagai ilmu penting lainnya.