Dagestan dan Unsur Islami Soekarno yang Menular ke Khabib Nurmagomedov
INDOSPORT.COM - Nama Soekarno begitu melekat di sebagian rakyat Republik Dagestan, tempat kelahiran dan tinggal petarung MMA papan atas, Khabib Nurmagomedov.
Petarung UFC asal Rusia, Khabib Nurmagomedov, memang tak pernah habis untuk dibicarakan. Di bulan Ramadan ini, menarik untuk membahas sisi lain dari petarung UFC beragama Islam itu.
Khabib terkenal sebagai atlet yang religius dan taat pada ajaran agamanya. Salah satunya tergambar dari postingannya di media sosial instagram baru-baru ini.
Melalui instagram pribadinya, Khabib mengingatkan agar para penggemarnya mengenai salat dan sedekah di bulan Ramadan. Dalam beberapa kesempatan, ia pernah secara terbuka menolak minuman beralkohol yang diberikan kepadanya.
Ternyata, sikap taat Khabib ini tak terlepas dari asal muasal tempat dirinya tinggal dan dilahirkan di Dagestan, sebuah republik di Rusia yang terletak di utara Kaukasus.
Republik Dagestan merupakan salah satu negara federal dalam kekuasaan Rusia. Secara geografis, Republik Dagestan terletak dekat dengan Timur Tengah/Asia Barat. Republik ini berdiri di atas pegunungan Kaukasus.
Pada abat 19, Dagestan dan Ceko bergabung dengan Turki untuk melawan kekaisaran Rusia. Setelah revolusi Bolshevik, Kekhalifahan Usmani di Turki memerdekakan Azerbaijan dan Dagestan. Dua wilayah itu membentuk republik bersama dengan nama Republik Pegunungan Kaukasus Utara.
Namun setelah perang selama lebih dari tiga tahun republik baru itu kalah dengan kaum Bolshevik (pimpinan Vladimir Lenin). Pada tanggal 20 Januari 1921 wilayah ini menjadi bagian dari Uni Soviet dengan nama Republik Dagestan.
Republik ini kini memiliki total area 50.300 km2 dengan total populasi mencapai hampir 3 juta jiwa.
Unsur Islami Soekarno
Ada cerita menarik tentang Dagestan yang melibatkan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Soekarno ternyata memiliki tempat istimewa di hati rakyat Dagestan.
Menariknya, Soekarno belum sekali pun menginjakkan kaki di Dagestan. Namun, keteladanan dari seorang Soekarno begitu membekas kepada kakek buyut yang mendiami wilayah itu.
Semua berawal dari kehadiran Soekarno pada sidang Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet di Kremlin, Moskow, Juni 1961. Sidang itu dihadiri para pimpinan dan tokoh dari seantero Negeri Beruang Merah yang juga dihadiri oleh Soekarno.
Dilansir dari laman Russia Beyond, pada sidang itu Soekarno diketahui berdiri dan meminta izin meninggalkan ruangan kepada Sekjen Partai Komunis Rusia, Nikita Khrushchev, untuk melaksanakan salah Dzuhur.
Nikita pun mempersilahkan sang proklamator untuk meninggalkan ruangan. Ternyata hal itu membuat Ketua Kelompok Tani (Kolkhoz) asal Dagestan, Musa Gashimovich, terkejut sekaligus kagum.
Sebab, di masa itu Rusia benar-benar melarang segala kegiatan keagamaan. Kegiatan sembhayang selama ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Tahu bahwa Soekarno seorang muslim yang taat beribadah, Musa pun sampai terinspirasi dan menamakan anaknya Soekarno. Cerita soal Soekarno diceritakan secara turun menurun dan menjadi populer di sebagian warga Dagestan.
Soekarno sendiri memang terkenal sangat perhatian terhadap hal keagamaan di Rusia. Dalam kunjungannya di sana, ia pernah meminta agar Masjid Biru yang dulunya adalah gudang dikembalikan menjadi tempat ibadat yang dipenuhi oleh pemerintah Rusia.
Soekarno juga konon dianggap berjasa dalam meminta pemerintah Soviet untuk menemukan makam Imam Bukhari yang dilestarikan hingga sekarang.
Dengan unsur keagamaan yang begitu kuat di Dagestan, maka tak heran Khabib menjadi sosok yang bisa diteladani di dunia olahraga UFC yang dipenuhi oleh uang dan pesta pora.