Duo Pemain Naturalisasi Timnas Basket Tekun Perdalam Bahasa Indonesia
INDOSPORT.COM - Mundurnya penyelenggaraan FIBA Asia Cup 2021 tidak mengurangi kesibukan dua pemain naturalisasi Timnas Bola Basket Indonesia asal Senegal, Dame Diagne dan Serigne Madou Kane. Sebaliknya, mereka malah semakin sibuk usai menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Tak hanya sibuk berlatih, keduanya juga disibukan dengan kegiatan diuar basket. Ya, mereka berdua saat ini berstatus siswa di SMA Ragunan atau SMAN 116 Jakarta.
"Mereka sudah sekolah dari tanggal 16 Juli 2021. Mereka saat ini tercatat sebagai siswa SMA Ragunan (SMAN 116) dengan metode daring," ungkap Manajer Timnas Bola Basket Indonesia, Maulana Fareza Tamrella.
Dijelaskan pria yang karib disapa Mocha ini, Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran favorit kedua Senegal tersebut. Mereka terus penasaran ingin kuasai dengan mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Ini karena mereka punya target agar segera bisa lancar berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
"Kemauan belajar mereka kuat. Bahkan untuk mengimbanginya, kita bantu datangkan guru les Bahasa Indonesia. Mereka ingin menjadi sarjana kelak. Untuk tempat kuliah, mungkin nanti akan kita carikan yang terbaik yang bisa mensupport basket mereka," terang Mocha.
Sebagai atlet bola basket profesional, selama tidak ada pertandingan Dane dan Kane juga menjalankan kewajiban sebagai atlet selain sekolah. Setiap harinya, mereka latihan sekali. Mereka diberikan menu latihan yang lebih mengedepankan mengasah kemampuan individu.
"Untuk sementara ini latihan dilakukan satu kali sehari, menu latihannya lebih ke individual fundamental skill dan strengthening. Mereka di bawah pengawasan Asisten Coach di Timnas. Coach Wahyu Widajat Jati, Coach Ahang (Johannis Winar) dan Coach Youbel (Sondakh)," jelasnya.
1. Cepat Beradaptasi
Selama latihan, lanjut Mocha, kedua pemain naturalisasi ini diharapkan bisa cepat mengerti sistem permainan yang dikembangkan di Timnas Bola Basket Indonesia Senior. Sesuai keinginn Coach Rajko Toroman. Kemampuan mereka juga bertambah.
"Kami berharap mereka bisa dengan cepat adaptasi sistem dari Timnas Senior di bawah Pelatih kepala Coach Toroman dan Individual skill fundamental mereka bisa step up karena sementara ini kegiatan mereka hanya latihan dan sekolah daring."
"Kita juga ingin kenaikan budaya Indonesia lebih jauh tapi situasi di Jakarta tidak kemungkinkan untuk jalan-jalan," pungkas ia.