Pelatih Louvre Ungkap Kecemasan soal Format Playoff Lanjutan IBL
INDOSPORT.COM - Andika Supriadi, pelatih tim basket Louvre Surabaya, memiliki anggapan sendiri terkait format IBL Pertamax 2020 yang mungkin kurang menguntungkan bagi tim-tim papan atas.
Khususnya untuk format playoff lanjutan IBL Pertamax 2020 nanti, karena kompetisi menggunakan dua fase. Fase pertama adalah round-robin yang diikuti lima tim dari peringkat lima hingga sembilan.
Sementara itu, peringkat satu sampai empat menunggu di fase kedua. Nah, fase kedua ini menggunakan sistem knock-out atau sistem gugur. Jadi bukan hanya bicara soal peringkat, melainkan tekanan yang diterima timnya justru akan lebih besar.
"Kalau Indonesia Patriots dihilangkan, maka kami ada di peringkat empat. Ini berarti kami menunggu di putaran kedua. Di sinilah problemnya,
"Justru tekanan pada tim akan semakin besar, karena bila kami kalah satu kali saja, maka tidak bisa melanjutkan langkah," kata Andika Supriadi, seperti dilansir dari laman resmi Indonesian Basketball League (IBL).
Selain itu, dengan konsep kompetisi dimulai dari lima tim di peringkat bawah, mereka akan mendapat keuntungan lantaran bisa memanaskan mesin lebih awal.
"Ibaratnya kami yang bertanding di putaran kedua, atau yang sistem gugur itu, seperti melakukan laga do-or-die. Ini yang harus diwaspadai. Mungkin bukan hanya kami yang berpikir seperti itu, ada tiga tim lainnya yang mungkin punya pemikiran sama," imbuhnya.
Sementara ini yang kemungkinan lanjut masuk fase kedua dengan sistem gugur di antaranya NSH Jakarta, Pelita Jaya Bakrie, Satria Muda Pertamina Jakarta, dan Louvre Surabaya. Tetapi ini dengan catatan tim Indonesia Patriots tidak ikut playoff.
Penulis: Aziz Purnomo